Senin, 13 Juni 2011

SETTING MIKROTIK



SETTING MIKROTIK ADSL SPEEDY
oleh: Yudha Dewantoro


Sebelumnya saya gambarkan dulu skema jaringannya:

LAN —> Mikrotik RouterOS —> Modem ADSL —> INTERNET

Untuk LAN, kita pake kelas C, dengan network 192.168.0.0/24. Untuk Mikrotik RouterOS, kita perlu dua ethernet card. Satu (ether1 - 192.168.1.2/24) untuk sambungan ke Modem ADSL dan satu lagi (ether2 - 192.168.0.1/24) untuk sambungan ke LAN. Untuk Modem ADSL, IP kita set 192.168.1.1/24.
Sebelum mengetikkan apapun, pastikan Anda telah berada pada root menu dengan mengetikkan “/”
Set IP untuk masing²ethernet card
ip address add address=192.168.1.2/24 interface=ether1
ip address add address=192.168.0.1/24 interface=ether2
Untuk menampilkan hasil perintah di atas ketikkan perintah berikut:
ip address print

Kemudian lakukan testing dengan mencoba nge-ping ke gateway atau ke komputer yg ada pada LAN. Jika hasilnya sukses, maka konfigurasi IP Anda sudah benar
ping 192.168.1.1
ping 192.168.0.10
Menambahkan Routing
ip route add gateway=192.168.1.1

Setting DNS
ip dns set primary-dns=202.134.1.10 allow-remote-requests=yes
ip dns set secondary-dns=202.134.0.155 allow-remote-requests=yes
Karena koneksi ini menggunakan Speedy dari Telkom, maka DNS yg aq pake ya punya Telkom. Silahkan sesuaikan dengan DNS provider Anda.
Setelah itu coba Anda lakukan ping ke yahoo.com misalnya:
ping yahoo.com
Jika hasilnya sukses, maka settingan DNS sudah benar
Source NAT (Network Address Translation) / Masquerading
Agar semua komputer yg ada di LAN bisa terhubung ke internet juga, maka Anda perlu menambahkan NAT (Masquerade) pada Mikrotik.
ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=ether1
Sekarang coba lakukan ping ke yahoo.com dari komputer yang ada di LAN
ping yahoo.com
Jika hasilnya sukses, maka setting masquerade sudah benar

DHCP (DynamicHost Configuration Protocol)
Karena alasan supaya praktis, temenku pengin pake DHCP Server. Biar klo tiap ada klien yang konek, dia ga perlu setting IP secara manual. Tinggal obtain aja dari DHCP Server, beres dah. Untungnya Mikrotik ini juga ada fitur DHCP Servernya. Jadi ya ga ada masalah..

Membuat IP Address Pool
ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.0.2-192.168.0.254
Menambahkan DHCP Network
ip dhcp-server network add address=192.168.0.0/24 gateway=192.168.0.1 dns-server=202.134.1.10,202.134.0.155
Menambahkan Server DHCP
ip dhcp-server add name=DHCP_LAN disabled=no interface=ether2 address-pool=dhcp-pool
Sekarang coba lakukan testing dari komputer klien, untuk me-request IP Address dari Server DHCP. Jika sukses, maka sekali lagi, settingannya udah bener

Bandwidth Control
Agar semua komputer klien pada LAN tidak saling berebut bandwidth, maka perlu dilakukan yg namanya bandwidth management atau bandwidth control
Model yg saya gunakan adalah queue trees. Untuk lebih jelas apa itu, silahkan merujuk ke situsnya Mikrotik
Kondisinya seperti ini:
Koneksi Speedy kan katanya speednya sampe 384/64 Kbps (Download/Upload), nah kondisi itu sangat jarang tercapai. Jadi kita harus cari estimasi rata²nya. Maka saya ambil minimalnya untuk download bisa dapet sekitar 300 Kbps dan untuk upload aq alokasikan 50 Kbps. Sedangkan untuk yg maksimumnya, untuk download kira² 380 Kbps dan upload 60 Kbps.
Lalu, jumlah komputer klien yang ada saat ini adalah 10 buah. Jadi harus disiapkan bandwidth itu untuk dibagikan kepada 10 klien tersebut.
Perhitungan untuk masing² klien seperti ini:
Minimal Download: 300 / 10 * 1024 = 30720 bps
Maximal Download: 380 / 10 * 1024 = 38912 bps
Minimal Upload: 50 / 10 * 1024 = 5120 bps
Maximal Upload: 60 / 10 * 1024 = 6144 bps
Selanjutnya kita mulai konfigurasinya:
Tandai semua paket yg asalnya dari LAN
ip firewall mangle add src-address=192.168.0.0/24 action=mark-connection new-connection-mark=Clients-con chain=prerouting
ip firewall mangle add connection-mark=Clients-con action=mark-packet new-packet-mark=Clients chain=prerouting
Menambahkan rule yg akan membatasi kecepatan download dan upload
queue tree add name=Clients-Download parent=ether2 packet-mark=Clients limit-at=30720 max-limit=38912
queue tree add name=Clients-Upload parent=ether1 packet-mark=Clients limit-at=5120 max-limit=6144
Sekarang coba lakukan test download dari beberapa klien, mestinya sekarang tiap2 klien akan berbagi bandwidthnya. Jika jumlah klien yg online tidak sampai 10, maka sisa bandwidth yang nganggur itu akan dibagikan kepada klien yg online.

Graphing
Mikrotik ini juga dilengkapi dengan fungsi monitoring traffic layaknya MRTG biasa. Jadi kita bisa melihat berapa banyak paket yg dilewatkan pada PC Mikrotik kita.
tool graphing set store-every=5min
Berikutnya yang akan kita monitor adalah paket² yg lewat semua interface yg ada di PC Mikrotik kita, klo di komputerku ada ether1 dan ether2.
tool graphing interface add-interface=all store-on-disk=yes
Sekarang coba arahkan browser anda ke IP Router Mikrotik. Klo aq di sini:
http://192.168.0.1/graphs/
Nanti akan ada pilihan interface apa aja yg ada di router Anda. Coba klik salah satu, maka Anda akan bisa melihat grafik dari paket2 yg lewat pada interface tersebut.

Dari tutorial diatas saya cuma sampai mengambil langkah pada setting penambahan NAT ( masquerade ) saja. Karena menurut saya DHCP yang sifatnya berubah ubah jadi nanti saat mau limit BW nya terkadang ip tidak sama. CMIIW. dan untuk setting limit saya melakukannya pada remote winbox yang lebih mudah, nah pertanyaan untuk saya sendiri. Kapan graph tool nya kamu install nak ? hehehhee... ok semoga berguna semuanya

Jumat, 11 Maret 2011

Membuka file PDF yang terkunci

ketika kita perlu data dari file PDF namun file PDF itu terkunci ..... mana bisa di COPAS... hehehe..^^
karena itu di perlukan ... sebuah software ajaib .... banyak jenis software seperti ini , cuman biar lebih singkat .. & langsung copas tuh file ..
nehh saya share software nya ....

download[4]

Cara menyegarkan PC

Tips menyegarkan PC





1. Setting IDE

Periksa setting jumper pada harddisk Anda. Lokasi jumper untuk harddisk tertetak di bagian
belakang, tepat di sebelah slot untuk konektor dan kabel power. Petunjuk setting jumper berada di
bagian atas harddisk. Untuk melihatnya, lepas terlebih dahulu harddisk dari dalam komputer atau
melihat petunjuk ini pada situs produsen harddisk Anda.
Format label juga hampir sama dalam setiap harddisk yang ada di pasaran, yakni berupa tabel yang
sangat mudah dibaca. Pastikan untuk masuk ke menu setting BIOS setelah mengatur posisi jumper dan
memasang kembali harddisk dengan benar. Simak, apakah harddisk sudah di-detect dengan balk oleh
BIOS. Jika sudah, maka langkah ini sudah berhasil Anda lakukan.
Setting standar ini berupa pasangan harddisk yang paling sering diakses dalam satu konektor.
Sedangkan, satu konektor lainnya digunakan CD-RW dan harddisk lain yang jarang terpakai. Perlu
diperhatikan, kecepatan transfer pada dua harddisk di satu channel tentu berbeda dengan dua harddisk
di dua channel yang berbeda.
• Primary Master: Harddisk utama (yang tercepat dan berfungsi sebagai sistem operasi).
• Primary Slave: DVD-ROM
• Secondary Master: CD-RW atau DVD-R
• Secondary Slave: Harddisk tambahan

2. Convert Harddisk ke NTFS

Mengubah format harddisk dari FAT32 ke NTFS sangat mudah, namun jangan dianggap remeh.
Ada kemungkinan proses ini menyebabkan kerusakan permanen seluruh data dan sistem operasi
beserta aplikasi di dalamnya. Pastikan untuk mem-back-up semua data lebih dahulu. Jika sudah, tekan
tombol Windows + R untuk membuka Command Prompt. Ketikkan "convert x:\ fs:ntfs" (tanpa tanda
petik dan huruf x adalah drive yang akan di-convert). Ikuti semua proses hingga selesai. Setelah proses
ini selesai, restart komputer. Saat masuk Windows lagi, Anda sudah mendapatkan format NTFS.

3.Update Driver

Meng-update driver melalui fitur Windows Update mungkin sudah bisa menanggulangi masalah driver
Anda. Namun, perlu diperhatikan bahwa driver yang tersedia di Windows Update hanya driver tertentu
saja, yakni driver yang sudah memiliki tanda lulus sertifikasi WHQL (Windows Hardware Quality Lab).
Banyak produsen hardware, entah dengan alasan apa, tidak memakai sertifikasi ini. Windows akan
mengingatkan apabila user mencoba menginstalasi menggunakan driver yang tidak memiliki WHQL.
Cobalah untuk selalu menggunakan fitur pada Windows XP, yakni System Restore. Dengan fitur ini,
maka Windows akan mengembalikan ke sistem semula bila ternyata driver baru malah tidak stabil atau
menyebabkan konflik dengan driver lain. Dengan fitur ini, maka tidak perlu khawatir mencoba driver
terbaru pada Windows XP. Baik yang sudah memperoleh sertifikat WHQL atau tidak. Untuk
mengaktifkan fitur ini secara manual, masuk lebih dahulu ke restore points. Caranya, melalui utiliti
System Restore di [ Start ] > [ All Programs ] > [ Accessories ] > [ System Tools ].

4.Buat Partisi Khusus untuk Data

Idealnya, ada satu partisi khusus dalam harddisk kita yang tidak terganggu oleh sistem operasi,
Jika sistem operasinya error, maka data akan tetap terselamatkan. Cara membuat partisi cukup mudah.
Misalnya, menggunakan FDISK atau saat instalasi Windows XP. Jika Windows XP sudah terinstalasi,
gunakan Partition Magic dari PowerQuest. Saat membuat partisi, pastikan ukurannya cukup memadai
untuk kebutuhan Anda, baik untuk saat ini atau untuk masa mendatang. Lebih baik lagi jika ada dua
buah harrdisk yang berbeda, satu untuk sistem operasi beserta program-program saja dan satunya
khusus untuk data. Meskipun melakukan partisi bisa dilakukan pada Windows XP dengan mudah, tidak
ada salahnya menggunakan salah satu program favorit untuk mempartisi, yakni Partition Magic.

5.Simpan Master Program dalam Satu Lokasi

Buat sebuah folder baru dan beri nama tool box atau nama lain yang Anda kehendaki. Intinya,
bedakan identitasnya dengan folder lain. Kemudian simpan folder ini di tempat yang terpisah dengan
file lain. Termasuk terpisah dengan folder default data, yakni My Documents. Lebih baik Lagi folder tool
box ini dipisah pada drive yang lain untuk mencegah ikut rusak bersama file system atau data dalam My
Documents.

6.Buat Sebuah Swap File Statis

Pertama, buka System Properties. Cara singkatnya, tekan tombol Windows dan Pause/Break. Klik
tab Advanced kemudian klik tombol Performance Setting. Pada window baru yang muncul, klik tab
Advanced lalu klik juga tombol Change. Untuk membuat sebuah swap file, pilih Custom size dan isilah
jumlah yang sama pada kedua kolom Initial size dan Maximum size.
Jika pada PC Anda terdapat RAM lebih dari 1GB, jumlah swap file ideamya 1,5 kali lipat dari total RAM.
Jika RAM Anda sejumlah 256MB hingga 1GB, swap file jumlahnya 2 kali lipat RAM. Kalau Anda hanya
memiliki RAM kurang dari 256MB, biarkan Windows yang mengatur ukuran swap file untuk Anda.
Setelah membuat swap file, PC harus di-defragment. Gunakan program defragmenter yang terbaik.

7.Uninstall yang tidak Digunakan

Buka Add/ Remove Program pada Control Panel. Perhatikan daftar program yang ada. Pilih dan
uninstall program-program yang sudah tidak digunakan lagi. Misalnya, sudah menginstalasi ACDSee
sebagai viewer image, maka tentu Anda tidak membutuhkan lagi viewer lain. Kemudian klik
Add/Remove Windows Components. Jika tidak yakin dengan fungsinya, jangan diubah. Sebab, bisa jadi
program yang meragukan tersebut dibutuhkan oleh Windows supaya bisa berjalan normal. Langkah ini
bisa diulangi sewaktu-waktu.

8.Matikan Program pada Background


Klik [ Start ] > [ Run ] dan ketik msconfig kemudian klik OK atau tekan Enter. Klik tab Startup.
Pada tab ini, akan tampak sebuah list yang berisi semua program yang berjalan pada background sejak
awal Windows berjalan. Hilangkan tanda centang pada program-program yang tidak diinginkan. Setelah
semua selesai, kemudian restart, komputer supaya perubahan setting-nya bisa berjalan.

9.Atur Program Default


Misalnya, Anda menggunakan Mozilla sebagai browser default. Pertama, masuk ke Mozilla dan
setting-lah sebagai default browser. Kemudian masuk ke Add/Remove Programs di Control Panel. Pilih
Set Program Acces and Default. Klik tombol Custom. Meski sederhana, tombol ini bisa memandu user
Windows XP memilih satu per satu program yang digunakan untuk berbagai aplikasi. Misalnya
menentukan program default untuk e-mail, browser, media playback, dan Java. Tidak perlu khawatir
dengan perubahan program default ini. Sebab Jika program non-default Vindows sudah di-uninstall,
maka program default akan kembali berjalan seperti sedia kala.

10.Instalasi Utiliti Dasar

Setelah sistem operasi terinstalasi, lanjutkan dengan instalasi utiliti yang paling sering digunakan.
Sedapat mungkin gunakan freeware atau shareware untuk menghemat biaya dan kenyamanan
menggunakan program secara legal. Sebagai contoh,
1. Tune up Utilities
2.AVG antivirus free edition
3.WinZip
4.WinRar
5.program² firewall , untuk perlindungan surf Internet

11.Manfaatkan Space Sisa


Sangat mudah mengatur kapasitas Recycle Bin. Cukup klik kanan ikon Recycle Bin dan pilih
Properties. Kemudian ubah ukuran kapasitasnya sesuai kebutuhan, 1 hingga 2% sudah cukup banyak,
tergantung pada ukuran harddisk yang Anda miliki. Kemudian, buka System Properties dengan
menekan tombol Windows dan Pause/Break pada saat bersamaan. Buka tab System Restore untuk
mengubah setting.
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan sebanyak mungkin kapasitas maksimal
harddisk adalah dengan menyesuaikan setting pada cache pada browser Internet Explorer. Caranya,
buka internet Explorer klik [ Tool ] > [ Option ]. Buka tab General dan klik tombol Setting di bawah
Temporary Internet Files. Kemudian ubahlah setting-nya dengan menggeser tanda penunjuk yang ada.
Berdasarkan perhitungan karni, 200MB sudah lebih dari cukup bagi kebanyakan pengguna PC untuk
menampung cache-nya.
Jangan lupa untuk membersihkan cache dan Recycle Bin secara periodik untuk menghindari
penimbunan sekian banyak file yang sudah tidak dibutuhkan lagi di komputer kita. Gunakan fasilitas
Disk Cleanup dari Windows XP.
Sedikit trik. Jika Anda yakin hendak membuang file secara permanen tanpa melaui Recycle Bin, tekan
dan tahan tombol Shift bersamaan dengan tombol Del. Dengan cara ini, file akan langsung terbuang
tanpa bisa dikembalikan lagi melalui menu Restore di Recycle bin. Tentu saja, trik ini hanya berlaku bila
file yang hendak dibuang sudah dipastikan tidak akan digunakan lagi.

12.Atur Start Menu

Klik kanan tombol Start dan pilih Explore. Kemudian, klik kanan lagi tombol Start dan pilih
Explore All Users. Window pertama berisi shortcut yang sesuai dengan user account Anda. Sedangkan,
window kedua berisi semua shortcut yang bisa diakses semua user. Jika ada shortcut yang Anda
sembunyikan, pastikan tidak diletakkan di windows untuk semua user.
Mengatur Start Menu dari window ini sama halnya seperti mengatur direktori folder di Windows
Explorer. Atur semua shortcut sesuai keinginan Anda. Bisa dijadikan dalam satu folder, diganti
namanya, atau bahkan dihapus. Lebih baik lagi jika Anda hanya menyisakan shortcut aplikasi saja.
Shortcut ke help files, uninstall, atau ke sample file bisa dihilangkan. Selain menghindari salah klik,
menu help dan sample yang jarang dibuka bisa diakses dari Windows Explorer. Sedangkan uninstall
bisa dilakukan melalui Control Panel.

13.Atur Struktur File dan Folder

Siapkan masing-masing folder untuk data yang berbeda tipikalnya. Bedakan folder penyimpanan
berdasarkan jenis file-nya. Misalnya, ada folder Song untuk penyimpanan file MP3, wav, atau MP4.
Kemudian folder Data untuk file-file berekstensi rich tech format (rtf), spreadsheet (xls), document
(doc) dan lembar kerja lainnya. Tentu saja, pembagian folder bisa disesuaikan dengan keinginan Anda.
Namun, pembagiannya harus tetap berdasarkan jenis file-nya. Setelah selesai, jangan lupa untuk memback-
up semua data secara periodik.

14.Atur Setting Auto Play

Windows XP memiliki banyak fitur yang diciptakan untuk memberi kenyamanan. Sayangnya,
kadang kenyamanannya berlebihan sehingga terasa merepotkan. Misalnya, pada fitur AutoPlay. Fitur ini
didptakan untuk memberi pilihan action oleh Windows XP saat mendeteksi sebuah CD saat dimasukkan
ke dalam drive. Jika kita sering menggunakan CD yang berbeda-beda, tampilan AutoPlay cukup
mengganggu. Apalagi jika CD yang kita masukkan berisi bermacam-macam jenis data. Mulai musik,
hingga back-up data.
Buka Windows Explorer, klik kanan optical drive (CD-ROM atau CD-RW). Pilih Properties dan klik
tab Auto-Play. Pilih action yang Anda inginkan dan klik tombol OK. Ulangi untuk masing-masing content
type yang berbeda.

15.Seleksi Service Windows

Klik [ Start ] > [ Run ] dan ketikkan services.msc. Dibandingkan dengan msconfig, menu ini lebih
aman. Sebab, komponen yang dibutuhkan Windows untuk booting tidak akan terhapus dari menu
services ini. Sebab fitur ini dilengkapi informasi setiap service. Hanya dengan klik kanan serta memilih
Properties pada masing-masing service, maka kita bisa mengeset jalannya sebuah aplikasi. Misalnya,menonaktifkan atau me-restart. Perubahan setting berlaku setelah komputer di-restart. Jalankan
komputer setelah menghapus service yang sekiranya tidak dibutuhkan. Hal ini untuk membuktlkan
bahwa service yang dihilangkan tidak mengganggu kinerja komputer.

16.Hemat Tampilan GUI

Klik kanan My Computer dan pilih Properties. Klik tab Advanced dan klik tombol Setting di bawah
menu Performance. Pada jendela yang terbuka kemudian, semua user interface Windows XP bisa
dinonaktifkan. Setting ini jauh lebih lengkap daripada fitur display di Control Panel. Ada beberapa opsi
untuk setting ini. Opsi yang disebut "Best Appearance" akan mengaktifkan semua pilihan dan "Best
Performance" menonaktifkan semuanya. Jika hanya beberapa opsi yang dibutuhkan, pilih Custom.

17.Aktifkan Fitur Perawatan

Windows XP memiliki utiliti yang bernama System Information untuk menampilkan informasi
tentang konfigurasi sistem pada komputer lokal dan remote. Untuk menjalankan System Information,
klik [ Start ] > [ All Programs ] > [ Accessories ] > [ System Tools ] > [ System Information ]. Pada
utiliti ini, terdapat beberapa fitur untuk perawatan berkala pada komputer. Misalnya, Network
Diagnostic, System Restore, File Signature Verification, DirectX Diagnostic, dan Dr. Watson.
Jika Anda berminat, bisa juga menggunakan Norton SystemWorks 2002 Professional Edition. Program
ini memiliki banyak utiliti dengan beragam fitur andal. Termasuk utiliti untuk menemukan sekaligus
menangani problem dari sistem operasi, software maupun hardware. Misalnya, WinDoctor, Speed Disk,
dan DiskDoctor.

18.Buat Image


Yang Anda butuhkan untuk menjalankan langkah ini adalah program PowerQuest Drive Image
2002, Norton Ghost, atau Acronis True Image. Ketiga utiliti ini melakukan fungsi yang pada dasarnya
sama. Ketiganya membuat image file yang persis sama dengan isi harddisk secara keseluruhan,
termasuk struktur direktori, konfigurasi Windows, dan semua hal di dalamnya. Namun bukan dalam
bentuk yang sama, melainkan hanya berupa satu file saja atau yang biasa disebut image file.
Image file ini bisa disimpan di CD atau di harddisk lain. Jika suatu saat Anda membutuhkan konfigurasi
cadangan ini, maka tinggal jalankan saja salah satu program di atas dan aktifkan image file melalui
program image yang sudah ada. Image file akan diekstrak menjadi susunan seperti semula. Kemudian
seusai restart, harddisk akan kembali dalam susunan seperti sedia kala. Seperti tidak ada perubahan
apapun juga.
Hati-hati saat menjalankan atau membuat file image ini, terutama yang berkaitan dengan listrik.
Pastikan aliran listrik ke komputer tidak mati saat proses masih berlangsung. Jangan lupa juga untuk
mematikan semua program lain yang masih berjalan saat menjalankan image.